Aku, Kamu, Kita, Setara: UMPP Tegaskan Komitmen Pendidikan Ramah Difabel Lewat SAHDU
Tuesday, 02 September 2025
Pekalongan, 2 September 2025 – Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan (UMPP) gelar Seminar Pendidikan Inklusi sekaligus Launching Sahabat Difabel UMPP (SAHDU). Kegiatan berlangsung di Ruang Theater, lantai 7, Gedung Rektorat UMPP, dan dihadiri oleh berbagai pihak yang peduli pada isu pendidikan ramah difabel.
Acara dimulai pukul 08.00 WIB dengan pembukaan yang penuh makna. Pembacaan ayat suci Al-Qur’an menggunakan Al-Qur’an Braille oleh Muhammad Akbar Satriawan, S.Kom.I, sahabat difabel tuna netra, menghadirkan suasana yang menyentuh dan menginspirasi. Doa dipimpin oleh Bapak Muh. Andi Sulaiman, S.Ag., M.Pd., dilanjutkan menyanyikan lagu Indonesia Raya dan Sang Surya.
Ketua Panitia, Dr. Mokhmad Arifin, M.Kep., dalam laporannya menyampaikan bahwa kegiatan ini dirancang untuk memperkuat kesadaran seluruh civitas akademika UMPP mengenai pentingnya pendidikan inklusif. Rektor UMPP, Dr. Nur Izzah, M.Kes., dalam sambutannya menegaskan bahwa kehadiran SAHDU bukan hanya program, tetapi komitmen moral dan institusional UMPP. “Kami ingin UMPP menjadi rumah bagi semua. Tidak ada batas bagi setiap insan untuk menuntut ilmu dan berprestasi. SAHDU lahir untuk memastikan hal itu,” ujarnya saat resmi membuka seminar dan meresmikan SAHDU.
Momen spesial hadir melalui persembahan lagu “Dunia Tipu-Tipu” oleh mahasiswa difabel berprestasi UMPP, Fikki Arifani Saputra (low vision, S1 Pendidikan Jasmani) dan Ika Rizqi Damayanti (tuli, D3 Manajemen Informatika). Kedua mahasiswa ini membuktikan bahwa keterbatasan bukan penghalang untuk berprestasi. Fikki telah menyabet sejumlah medali di ajang nasional renang difabel, sementara Ika aktif sebagai pengembang software dan juru bahasa isyarat di Batik TV.
Sesi inti seminar menghadirkan narasumber Dr. Asep Jahidin, S.Ag., M.Si. dari UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Beliau mengupas peran sahabat difabel (dosen, tendik, mahasiswa) dalam mendukung mahasiswa difabel melalui pengenalan unit layanan disabilitas hingga modifikasi kurikulum. “Inklusi harus dibangun menjadi budaya, bukan hanya fasilitas. Kampus harus hidup bersama semua warganya tanpa diskriminasi,” tegasnya.
Kegiatan berlanjut dengan demonstrasi komputer berbicara oleh Muhammad Akbar Satriawan, S.Kom.I, yang memperlihatkan teknologi pendukung bagi tuna netra, disusul sesi berbagi pengalaman relawan disabilitas oleh Fauzan Hazami.
Puncak acara adalah peresmian Sahabat Difabel UMPP (SAHDU) oleh Rektor bersama Wakil Rektor I, II, dan III, ditandai dengan pemutaran video profil SAHDU. Komunitas ini diharapkan menjadi wadah dukungan, advokasi, sekaligus pendampingan bagi mahasiswa difabel, baik dalam aspek akademik, sosial, maupun pengembangan bakat.
Acara diakhiri dengan persembahan lagu “Mengejar Matahari” oleh Fikki Arifani Saputra dan Ika Rizqi Damayanti yang menyampaikan pesan optimisme dan semangat pantang menyerah.
Turut hadir dalam kegiatan ini Ketua BPH UMPP, jajaran rektorat, kepala lembaga, dekan, wakil dekan, kepala biro dan program studi di lingkungan UMPP, pemegang program disabilitas dari BAPPERIDA Kabupaten dan Kota Pekalongan, kepala sekolah SLB Muhammadiyah Pekajangan, SLB PRI Kota Pekalongan, SLB Wiradesa, dan SLB Batang, serta dosen, tendik, mahasiswa difabel UMPP, dan para relawan SAHDU.
Dengan terselenggaranya seminar dan launching SAHDU, UMPP menegaskan langkah konkret dalam menciptakan lingkungan pendidikan yang inklusif, setara, dan memberdayakan semua mahasiswa tanpa terkecuali. Inisiatif ini diharapkan menjadi inspirasi bagi perguruan tinggi lainnya dalam mengembangkan pendidikan inklusi yang berkelanjutan dan berkeadilan.

