Di Bawah Langit dan Di Atas Gelombang: Kisah Indonesia pada Hari Nusantara
Saturday, 13 December 2025
Hari Nusantara yang diperingati setiap tanggal 13 Desember merupakan momen penting bagi bangsa Indonesia untuk kembali menegaskan jati diri sebagai negara kepulauan dan maritim. Peringatan ini tidak hanya bersifat seremonial, tetapi juga menjadi simbol pengingat bahwa Indonesia dibangun, tumbuh, dan berkembang dari kekuatan laut yang menyatukan lebih dari 17.000 pulau dalam satu kesatuan bangsa. Melalui Hari Nusantara, masyarakat diajak memahami bahwa laut bukanlah pemisah, melainkan penghubung yang mempersatukan keberagaman budaya, etnis, dan identitas bangsa Indonesia.
Gagasan peringatan Hari Nusantara berakar pada Deklarasi Djuanda tahun 1957, sebuah tonggak sejarah yang menegaskan bahwa Indonesia adalah negara kepulauan dengan kedaulatan penuh atas seluruh perairan antar-pulau. Deklarasi ini kemudian melahirkan konsep Wawasan Nusantara, yang hingga kini menjadi landasan geopolitik dalam memandang ruang darat, laut, dan udara sebagai satu kesatuan utuh. Dengan kata lain, Hari Nusantara merupakan wujud penghormatan terhadap perjuangan diplomatik para pendiri bangsa yang berhasil memperjuangkan pengakuan dunia terhadap konsep negara kepulauan.
Dalam konteks pembangunan modern, Hari Nusantara memiliki makna strategis yang sangat relevan. Laut Indonesia menyimpan potensi sumber daya yang luar biasa, mulai dari perikanan, pariwisata bahari, transportasi laut, hingga energi terbarukan seperti gelombang dan angin laut. Potensi maritim ini merupakan aset yang mampu mendorong pertumbuhan ekonomi nasional secara inklusif dan berkelanjutan. Namun, pemanfaatan potensi tersebut harus dibarengi dengan tata kelola berbasis keberlanjutan, sehingga keseimbangan antara eksploitasi dan konservasi tetap terjaga.
Peringatan Hari Nusantara juga mengajak masyarakat untuk meninjau berbagai tantangan maritim yang masih dihadapi Indonesia. Permasalahan seperti pencemaran laut, penangkapan ikan ilegal, kerusakan terumbu karang, hingga ancaman perubahan iklim terus menjadi isu yang membutuhkan perhatian serius. Di sisi lain, masih terdapat tantangan dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir yang menggantungkan hidup pada kesehatan ekosistem laut. Oleh karena itu, peringatan ini menjadi momen penting untuk mendorong kolaborasi yang lebih kuat antara pemerintah, pelaku industri, akademisi, dan masyarakat dalam menjaga kelestarian laut.
Selain itu, Hari Nusantara juga memiliki nilai edukatif yang besar. Momen ini dapat dimanfaatkan untuk menanamkan kecintaan terhadap maritim kepada generasi muda. Pendidikan kelautan, kegiatan eksplorasi bahari, hingga kampanye kreatif tentang konservasi laut dapat menjadi sarana membangun kesadaran bahwa masa depan Indonesia sangat terkait dengan kondisi lautnya. Semakin besar kesadaran ini, semakin kuat pula komitmen bangsa dalam menjaga warisan maritim.
Pada akhirnya, Hari Nusantara adalah pengingat bahwa masa depan Indonesia tidak hanya tumbuh dari daratan, tetapi juga dari gelombang yang mengelilinginya. Laut adalah denyut nadi yang menyatukan kita, ruang hidup yang menyimpan harapan, sekaligus panggung masa depan bangsa. Dengan merayakan Hari Nusantara, kita tidak sekadar mengenang sejarah tapi kita menegaskan mimpi besar yaitu menjadikan Indonesia sebagai poros maritim dunia yang berwibawa, berdaya, dan berkelanjutan. Tanah tempat kita berpijak dan laut yang menghubungkan kita adalah dua kekuatan yang membentuk jati diri bangsa. Dari keduanya, kita melangkah bersama menuju masa depan Indonesia yang lebih gemilang.