Menguatkan Solidaritas Kemanusiaan di Hari Imigran Internasional

Thursday, 18 December 2025

Oleh Hadwitya Handayani Kusumawardhani, S.Kom, M.Kom

Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan (UMPP)

Pekalongan - Setiap tanggal 18 Desember, dunia memperingati Hari Imigran Internasional. Peringatan ini ditetapkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada tahun 2000 sebagai pengakuan atas kontribusi besar para imigran, sekaligus sebagai seruan untuk melindungi hak-hak dasar mereka. Momentum ini digunakan untuk merefleksikan perjalanan jutaan manusia yang berpindah lintas negara demi keamanan, pekerjaan, atau kehidupan yang lebih layak.

Dalam dua dekade terakhir, mobilitas manusia meningkat pesat. Migrasi terjadi karena berbagai faktor, seperti perubahan iklim, ketimpangan ekonomi, konflik bersenjata, serta dinamika sosial-politik. Fenomena ini bersifat global dan saling terhubung, tidak hanya berdampak pada negara tujuan, tetapi juga negara asal dan negara transit.

Indonesia, selain dikenal sebagai negara pengirim pekerja migran, juga menjadi tujuan bagi imigran dan pengungsi dari berbagai negara. Kehadiran mereka membawa dinamika sosial dan tantangan kebijakan, namun juga peluang kolaborasi antarbangsa.

Para imigran berkontribusi besar dalam berbagai sektor kehidupan. Mereka mengisi kekurangan tenaga kerja, memperkaya keragaman budaya, serta berkontribusi pada perekonomian negara tempat mereka bermukim. Di banyak negara maju, sektor pertanian, kesehatan, dan logistik bergantung pada tenaga migran. Dalam bidang budaya, imigran membawa pengetahuan, seni, kuliner, dan cara pandang baru yang membentuk masyarakat lebih inklusif dan dinamis.

Meski demikian, jutaan imigran masih menghadapi berbagai tantangan, seperti diskriminasi, eksploitasi, dan risiko kekerasan, terutama bagi pengungsi dan pencari suaka. Banyak dari mereka harus menempuh perjalanan berbahaya dan hidup tanpa jaminan kesehatan, pendidikan, serta status hukum yang jelas. Peringatan ini menegaskan bahwa imigran bukan sekadar statistik, melainkan manusia dengan mimpi, keluarga, dan hak yang setara.

Sebagai bangsa yang menjunjung nilai kemanusiaan, Indonesia memiliki peran dalam memastikan perlindungan hak-hak dasar imigran. Pendekatan humanis dari komunitas lokal dan lembaga sosial menunjukkan bahwa solidaritas dapat tumbuh di tengah keterbatasan.

Momentum Hari Imigran Internasional menjadi ajakan bagi pemerintah, masyarakat sipil, media, dan dunia pendidikan untuk meningkatkan pemahaman publik tentang migrasi, menolak diskriminasi terhadap imigran, memperkuat kebijakan perlindungan dan integrasi sosial, serta mengapresiasi kontribusi mereka. Peringatan ini menjadi pengingat bahwa dunia dibangun dari perjalanan manusia yang saling terhubung dan bahwa solidaritas serta kemanusiaan perlu terus diperkuat.

 

 

Kordinator:

Hadwitya Handayani Kusumawardhani, S.Kom, M.Kom

Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan