Resmi Jadi Universitas, Kemenristek Dikti Serahkan SK UMPP
Tiga Perguruan Tinggi Muhammadiyah di Pekalongan resmi bergabung dan berubah nama menjadi Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan (UMPP) berdasarkan Surat Keputusan (SK) Kemenristek Dikti No. 314/kpp/1/2019 tentang ijin penggabungan sekolah tinggi dalam acara Grand Launching UMPP di Aula STIKES 2 Muhammadiyah Pekajangan Jalan Ambokambang No. 8 Kabupaten Pekalongan, sabtu (29/6/2019).
Ketua Majelis Dikti Litbang PP Muhammadiyah Lincolin Arsyad mengucapkan Selamat kepada masyarakat Pekalongan khususnya dan masyarakat Indonesia pada umumnya atas diresmikannya UMPP.
Menurut Lincolin, proses penggabungan dari Stikes Muhammadiyah Pekajangan, STIE Muhammadiyah Pekalongan dan Politeknik Muhammadiyah Pekalongan menjadi UMPP melalui proses yang sangat panjang dan berdarah-darah.
“Setelah sekian lama, sekarang kita bisa menikmati meleburnya tiga kampus Muhammadiyah di Pekalongan menjadi UMPP,” ujar Lincolin.
Lincolin melanjutkan, sejauh ini Universitas milik Muhammadiyah berjumlah lima puluh empat. Menurutnya, Secara Umum Perguruan Tinggi Muhammadiyah berkurang karena terjadi penggabungan beberapa perguruan tinggi menjadi Universitas.
“Secara kuantitas tidak apa menurun, tapi dari segi kualitas kita maju dan lebih sehat,” ucap Lincolin.
Lincolin berpesan agar pengelola UMPP segera mempersiapkan susunan Rektorat dan BPH, mulai saat ini UMPP sudah harus mulai bekerja.
“Tidak ada waktu untuk kita berleha-leha, gunakan SK sebaik mungkin. Sekali lagi, selamat untuk masyarakat Pekalongan yang sudah memiliki UMPP,” terangnya.
Sementara itu Sambutan Bupati Pekalongan melalui Asisten Administrasi Sekda Kabupaten Pekalongan, Amat Rosyidin menuturkan bahwa hadirnya UMPP akan meningkatkan marwah Kabupaten Pekalongan.
“Sudah barang tentu UMPP membuat grid Pekalongan naik, semoga membawa pengaruh bagi masyarakat dan mampu menurunkan angka kemiskinan,” ucap Amat Rosyidi.
Rosyidi mengajak kepada masyarakat Pekalongan, khususnya kepada pengelola UMPP agar menghiasi dan merawat Kabupaten Pekalongan dengan nuansa keagamaan.
“Marilah bersama kita hiasi Kabupaten Pekalongan dengan pendidikan yang bernuansa agama,” katanya.
Sekjen Kemenristekdikti, Ainun Na’im menambahkan bahwa perguruan tinggi Muhammadiyah lebih banyak dibanding Perguruan Tinggi Negeri (PTN) di bawah naungan Kemenristek Dikti.
Data Majelis Diktilitbang PP Muhammaidiyah menyebutkan bahwa Per Juni 2019 PT Muhammadiyah di seluruh Indonesia berjumlah 166. Jumlah tersebut lebih banyak dibanding Perguruan Tinggi Negeri (PTN) di bawah naungan Kemenristek Dikti RI yang berjumlah 122 PTN.
Naim menambahkan, tantangan PT ke depan semakin besar, semakin tinggi, dan semakin komplek.
“Kira-kira 3 bulan lalu kami diskusi rencana stratgis ke depan tentang perguruan tinggi. Kami mendiskusikan bidang-bidang strategis yang bisa dikembangkan. Ada yang menarik, apakah perlu kita menentukan bidang-bidang penting yang diperlukan? sebab masa depan tidak pasti sehingga lebih baik tidak dibatasi. Namun ada yang berpendapat harus menentukan bidang-bidang itu sesuai kondisi masyarakat,” ujar Naim.
Naim menegaskan, perjalanan kedepan sangat dinamis. Bahkan di bidang industri saat ini sudah semakin banyak perusahaan yang memperpendek kerja karena perubahan teknologi menciptakan perubahan kompetensi berbeda yang harus dimiliki oleh karyawan.
“Ada yang mengatakan bahwa perguruan tinggi dalam wujudnya yang sekarang tidak dibutuhkan lagi. Bahkan ada perusahaan yang lebih butuh sertifikat kompetensi dari pada gelar. Artinya apa? perguruan tinggi harus memberikan kepada mahasiswa skill agar bisa berinovasi. Dan saya lihat Muhammdiyah punya potensi besar untuk bergerak ke ranah yang lebih besar lagi,” tutup Naim.
Sumber : https://radarpekalongan.co.id/73737/terima-sk-umpp-resmi-menjadi-universitas/